Sobokerto - Daun kenikir adalah salah satu jenis sayur yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Pemilik nama lain daun ulam raja ini sering dicari karena rasanya yang khas dan manfaatnya yang banyak.

Tanaman kenikir selama ini masih belum banyak yang menanam atau membudidayakan secara produktif untuk tujuan di konsumsi, obat herbal maupun produksi benihnya. Cita rasa yang khas membuat kenikir banyak diminati oleh masyarakat. Tak banyak daerah yang mampu menghasilkan kenikir dalam jumlah besar.

Permintaan yang cukup tinggi membuat beberapa petani di Desa Sobokerto beralih menjadi petani kenikir dikarenakan wilayahnya dekat dengan Waduk Cengklik.

Salah satu warga Desa Sobokerto yang memilih menjadi petani kenikir adalah Suminem. Wanita lima puluh tahun ini menanam kenikir di area persawahan milik desa. Pihak kepala desa telah mengijinkannya menanami sawah kas desa tanpa harus memberikan uang sewa atau sejenisnya. Suminem selain bekerja sebagai petani kenikir, nenek satu cucu ini juga bekerja sebagai penjaga kantor balai desa Sobokerto.

Untuk menanami satu petak sawah, Suminem memerlukan satu kilogram yang dibeli dengan harga lima puluh ribu rupiah. Ibu dari dua anak mengandalkan air hujan saja karena lokasi sawah jauh dari sumber mata air. 

Cara menanam kenikir cukup mudah. Tanah harus dicangkul terlebih dahulu untuk membuatnya lebih gembur. Setelah itu bibit kenikir disebar dan disiram setiap hari. Tanaman berdaun kecil ini dapat dipanen setelah satu bulan. Bergantung pada banyaknya curah hujan. Setelah dipanen, pohon kenikir harus diganti dengan tanaman yang baru.

Sepetak sawah mampu menghasilkan lima ratus hingga enam ratus ikat daun kenikir. Sekali panen, Suminem mampu meraih omzet empat ratus ribu hingga satu juta dua ratus ribu rupiah.  Kenikir Suminem nantinya akan dijual di Pasar Mangu. Para tengkulak terkadang langsung datang ke tempat Suminem untuk membeli daun kenikir.